Saturday, May 19, 2007

Mendorong Kesuksesan Dengan Mengelola Perubahan

Perubahan-perubahan secara jelas didorong oleh Allah SWT dalam firman-Nya “ Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “ (QS 8 : 53) .

Menurut Anderson & Anderson (2001), terdapat tujuh faktor pemicu perubahan (drivers for change) bagi organisasi yaitu (1) kondisi lingkungan, (2) tuntutan pasar untuk sukses, (3) desakan kondisi bisnis, (4) desakan kondisi organisasi, (5) desakan kondisi budaya organisasi, (6) perilaku karyawan dan pemimpin dan (7) pola pikir karyawan dan pemimpin. Faktor-faktor itu perlu dikenali apakah menjadi peluang ataukah menjadi ancaman bagi organisasi. Karena, seringkali banyak terjadi perubahan di sekitar organisasi tetapi tidak bermakna apa-apa bagi organisasi.

Bagaimana mengelola perubahan
Agar segala perubahan-perubahan yang terjadi memberikan dampak yang maksimal dan sesuai dengan arah yang dikehendaki, maka perlu dilakukan pengelolaan perubahan (change management). Menurut John P. Kotter dalam Leading Change (1996), ada delapan tahapan utama yang harus dilakukan dalam mengelola perubahan, yaitu (1) Membangkitkan urgensi perubahan, (2) Membentuk koalisi perubahan, (3) Mengembangkan Visi dan Strategi, (4) Mengkomunikasikan Perubahan Visi, (5) Memperluas tindakan perubahan, (6) Menciptakan keberhasilan jangka pendek, (7) Konsolidasi keberhasilan dan mendorong perubahan yang lebih luas (8) Memperkuat perubahan menjadi budaya baru.

1. Membangkitkan urgensi perubahan
Salah satu hal penting dalam membangkitkan urgensi perubahan adalah bagaimana seorang pemimpin mampu menyadarkan keseluruhan anggota organisasi untuk secara bersama-sama berubah ke arah yang diinginkan. Ungkapan-ungkapan perubahan seperti kita berubah atau kita mati, tentunya perlu diterjemahkan dalam bahasa-bahasa yang dimengerti oleh semua orang. Semua orang harus tercerahkan bahwa organisasi harus berubah. Pertanyaan yang menyangkut mengapa kita harus berubah, masalah apa yang terjadi jika kita tidak berubah haruslah menjadi kesepahaman keseluruhan.

2. Membentuk koalisi perubahan
Masalah perubahan merupakan suatu hal yang strategis. Hal itu tidak akan mampu dilakukan oleh seorang pemimpin saja. Sehingga perlu dibangun koalisi orang-orang yang sepaham dengan perubahan, terutama yang berada dalam posisi yang strategis. Diharapkan, koalisi itu mampu menjadi lokomotif perubahan yang diinginkan.

3. Mengembangkan visi dan strategi
Terbentuknya lokomotif perubahan saja tentu tidak cukup. Perlu disusun suatu visi yang menyatakan hal yang ingin dicapai dalam perubahan yang dilakukan. Selanjutnya disusun suatu strategi bagaimana mencapai visi tersebut.

4. Mengkomunikasikan perubahan visi
Proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengkomunikasikan perubahan visi yang telah dilakukan pada proses sebelumnya ke seluruh anggota organisasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik formal maupun informal, melalui buletin organisasi, email, papan pengumuman, acara pengajian ataupun khotbat jumat. Hal yang diharapkan adalah pemahaman bagi seluruh anggota organisasi tentang apa yang ingin dicapai dengan perubahan yang dilakukan. Proses ini harus berlangsung terus menerus.

5. Memperluas tindakan perubahan
Perluasan tindakan dilakukan untuk memuluskan arah perubahan yang dilakukan, yaitu dengan menghilangkan elemen-elemen yang mengganggu jalannya perubahan. Sistem, struktur, peraturan yang tidak sejalan dengan semangat perubahan perlu sedikit demi sedikit dikikis habis. Jika perlu, seluruh anggota organisasi diberikan pelatihan, agar mempunyai keahlian dan perilaku yang sesuai.

6. Menciptakan keberhasilan jangka pendek
Seringkali perubahan yang terlalu lama memperlihatkan hasil akan mengurangi semangat anggota organisasi, sehingga perlu diciptakan milestone atau keberhasilan-keberhasilan antara. Ini penting untuk mempertahankan motivasi dan harapan anggota organisasi bahwa perubahan yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

7. Konsolidasi keberhasilan dan mendorong perubahan yang lebih luas
Keberhasilan-keberhasilan antara yang terjadi perlu dikonsolidasikan agar arah perubahan yang diharapkan tetap terjaga, tetap fokus pada visi yang ingin dicapai. Konsolidasi tersebut diharapkan mampu membentuk fenomena bola salju, yang semakin lama semakin mendorong perubahan yang lebih luas dan tentu saja bergerak ke arah yang diharapkan.

8. Memperkuat akar budaya baru
Perubahan yang telah dilakukan, dan terbukti telah memberikan hasil yang diharapkan perlu ditanamkan kepada seluruh anggota organisasi agar menjadi suatu budaya perusahaan (corporat culture) baru. Penanaman ini dapat dilakukan dengan menulis ulang peraturan-peraturan atau pun sistem baru yang sesuai dengan perubahan yang telah dilakukan. Perlu diingat bahwa fleksibilitas perlu dipertimbangkan agar mempermudah proses-proses perubahan lain yang terjadi karena adanya tuntutang driver of change yang baru.

Kedelapan langkah proses perubahan tidaklah harus berjalan secara serial, satu selesai baru lanjut proses berikutnya, namun dapat pula berjalan secara paralel, dapat bolak balik, tergantung kondisi lapangan yang terjadi. Namun yang pasti harus diperhatikan adalah keyakinan bahwa suatu proses telah dilakukan secara benar dan telah berjalan ke arah yang diinginkan.

No comments: